GoPaskah! Paskah untuk Sekolah Minggu

"Go Paskah: Paskah untuk Sekolah Minggu" membahas bagaimana mengajarkan Paskah secara alkitabiah kepada anak-anak. Banyak guru Sekolah Minggu sering terjebak dalam tradisi yang tidak sesuai firman Tuhan, sehingga perlu kembali kepada inti Paskah, yaitu kematian dan kebangkitan Yesus sebagai Juru Selamat. Para narasumber menekankan pentingnya membaca, memahami, dan menyampaikan kisah Paskah langsung dari Alkitab, bukan sekadar cerita tambahan.

Dengan metode kreatif seperti alat peraga, film, dan drama, anak-anak dapat lebih mudah memahami Paskah tanpa kehilangan makna sejatinya. Tantangan di era digital juga dibahas, termasuk bagaimana menjangkau anak-anak di daerah terpencil. Paskah bukan hanya perayaan, tetapi kesempatan untuk membawa anak-anak mengenal Yesus lebih dalam dan mendorong mereka membagikan kabar baik kepada sesama.

Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA dengan tujuan membantu guru-guru Sekolah Minggu dalam menyelenggarakan Paskah yang alkitabiah, terutama di era digital. Dalam sesi ini, berbagai narasumber berbagi pengalaman dan tips bagaimana menyiapkan perayaan Paskah bagi anak-anak.

Pembicara dan Materi yang Disampaikan

1. Ibu Rachel (PEA - Pelayanan Evangelisasi Anak)

  • Menekankan pentingnya persiapan Paskah yang alkitabiah.
  • Mengingatkan bahwa cerita Paskah harus sesuai dengan Alkitab, bukan sekadar cerita-cerita tambahan (seperti kelinci atau telur).
  • Menggunakan ayat Yohanes 12:32 sebagai dasar bahwa Yesus harus ditinggikan untuk menarik semua orang kepada-Nya.
  • Menjelaskan tiga langkah utama dalam menyampaikan cerita Paskah:
    • Baca Alkitab langsung.
    • Pahami isi cerita dan konteksnya.
    • Temukan kebenaran utama dari peristiwa Paskah.
  • Menekankan bahwa berita Paskah adalah inti dari Injil, berdasarkan 1 Korintus 15:3-4.
  • Guru-guru Sekolah Minggu harus menghindari kesalahan umum dalam menyampaikan Paskah dengan memastikan sumber ajaran berasal dari Alkitab.
2. Ibu Kezia (Pelayanan Anak di Tarakan)

  • Berbagi pengalaman dalam melayani anak-anak di daerah yang minim akses teknologi.
  • Menekankan bahwa firman Tuhan adalah yang terpenting dalam ibadah Paskah.
  • Menggunakan pendekatan yang relevan dengan budaya dan kondisi lokal.
  • Mengatur alur firman Tuhan agar anak-anak memahami dengan baik.
  • Mempersiapkan Paskah dalam rangkaian cerita yang berkelanjutan selama satu bulan, mulai dari peristiwa sebelum penyaliban hingga kebangkitan.
  • Menghindari penggunaan istilah "cerita firman Tuhan", dan menggantinya dengan "firman Tuhan", agar anak-anak memahami bahwa ini adalah kebenaran, bukan sekadar dongeng.
  • Menggunakan alat peraga kreatif dari bahan sederhana agar anak-anak lebih mudah memahami cerita Paskah.
3. Ibu Melce (Pelayanan Anak di Sumba)

  • Berbagi tentang pelayanan Paskah di pedalaman Sumba yang lebih banyak dilakukan di luar lingkungan gereja.
  • Melaksanakan Kids Bible Study selama 3 bulan sebelum Paskah untuk mempersiapkan anak-anak dengan pemahaman yang lebih dalam.
  • Mengadakan KKR Paskah untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil.
  • Melakukan nonton bareng (nobar) film Paskah, diikuti dengan diskusi dalam kelompok kecil.
  • Mengadakan camp Paskah untuk tunas remaja dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan usia mereka.
  • Mengajarkan anak-anak untuk melakukan penginjilan kepada teman-teman mereka, termasuk membawa mereka ke taman kota untuk berbagi Injil.
4. Tim SABDA

  • Memberikan berbagai tips dan trik untuk mempersiapkan Paskah yang alkitabiah bagi generasi digital.
  • Mendorong pendalaman Alkitab (PA) sebelum merayakan Paskah.
  • Memfasilitasi kelas-kelas online khusus Paskah.
  • Menyediakan berbagai bahan digital dan media Paskah, seperti:
    • Film Lumo, King of Glory, Tetelestai.
    • Komik Kingstone tentang kematian dan kebangkitan Yesus.
    • Audio dan drama Paskah dari SABDA.
    • Kurikulum digital dan materi belajar Alkitab interaktif.
  • Mendorong kolaborasi antara guru-guru Sekolah Minggu dan gereja untuk menciptakan Paskah yang bermakna.
  • Menekankan pentingnya berdoa dan belajar terus-menerus agar semakin efektif dalam melayani anak-anak.
  1. Mengapa berita Paskah yang alkitabiah lebih penting daripada cerita tambahan seperti kelinci dan telur?
  2. Bagaimana cara memastikan anak-anak benar-benar memahami makna Paskah, bukan sekadar menghafal cerita?
  3. Apa dampak negatif jika guru Sekolah Minggu tidak melakukan persiapan yang matang dalam mengajarkan Paskah?
  4. Bagaimana strategi mengajar Paskah kepada anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda?
  5. Apa kesalahan umum dalam mengajarkan Paskah, dan bagaimana menghindarinya?
  6. Sejauh mana teknologi dan media digital bisa membantu atau malah mengganggu pemahaman anak tentang Paskah?
  7. Bagaimana cara mengajarkan penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus dengan cara yang tetap menarik bagi anak-anak?
  8. Apa peran keluarga dalam memastikan anak-anak menghayati Paskah secara pribadi?
  9. Bagaimana menanamkan semangat penginjilan kepada anak-anak setelah mereka memahami Paskah?
  10. Bagaimana memastikan perayaan Paskah tidak sekadar menjadi acara tahunan, tetapi membentuk iman anak-anak?

Paskah yang Alkitabiah: Menyampaikan Kebenaran kepada Anak-anak di Era Digital

Paskah adalah momen yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya, terutama bagi anak-anak Sekolah Minggu yang sedang bertumbuh dalam iman. Namun, dalam perayaan Paskah, banyak yang terjebak dalam tradisi dan simbol-simbol yang tidak ada hubungannya dengan firman Tuhan, seperti kelinci dan telur Paskah. Hal ini menjadi perhatian bagi banyak guru Sekolah Minggu dan pelayan anak. Dalam acara Go Paskah: Paskah untuk Sekolah Minggu, para narasumber dari berbagai latar belakang pelayanan membagikan bagaimana cara menyampaikan kisah Paskah yang benar-benar alkitabiah kepada anak-anak. Mereka menekankan pentingnya menceritakan peristiwa Paskah berdasarkan Alkitab, bukan sekadar cerita yang menarik tetapi tidak memiliki dasar firman Tuhan. Yohanes 12:32 menjadi pegangan utama dalam pelayanan ini, di mana Yesus berkata, “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Artinya, tugas utama guru Sekolah Minggu bukanlah sekadar menyampaikan cerita yang menghibur, tetapi membawa anak-anak mengenal Yesus yang mati dan bangkit untuk keselamatan mereka.

Dalam menyampaikan Paskah yang benar, guru Sekolah Minggu harus memahami tiga langkah utama: membaca, memahami, dan menemukan kebenaran utama dalam kisah Paskah. Banyak guru yang mencari cerita tambahan atau sekadar menggunakan buku cerita tanpa benar-benar membaca Alkitab. Hal ini berbahaya karena bisa membuat anak-anak lebih mengenal mitos dibandingkan fakta firman Tuhan. 1 Korintus 15:3-4 menegaskan bahwa inti Injil adalah kematian dan kebangkitan Kristus sesuai dengan Kitab Suci. Oleh karena itu, guru Sekolah Minggu perlu memastikan bahwa yang mereka sampaikan benar-benar sesuai dengan firman Tuhan. Paskah bukan hanya tentang Yesus yang mati, tetapi juga tentang bagaimana penderitaan-Nya menjadi bukti kasih Allah yang begitu besar bagi manusia. Anak-anak harus memahami bahwa Yesus benar-benar mati, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga. Tidak boleh ada keraguan atau penyesatan dalam menyampaikan kisah ini.

Di era digital ini, tantangan mengajar Paskah semakin besar, terutama bagi mereka yang melayani di daerah terpencil dengan keterbatasan teknologi. Namun, banyak cara kreatif yang bisa digunakan untuk memastikan anak-anak memahami makna Paskah dengan baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga sederhana, drama, dan film berbasis Alkitab. Misalnya, film Lumo dan King of Glory telah terbukti membantu anak-anak memahami kisah Paskah secara visual dan mendalam. Selain itu, penggunaan teknologi juga bisa membantu para guru untuk mendalami firman Tuhan dengan lebih baik. Banyak aplikasi dan sumber daya digital seperti yang disediakan oleh SABDA yang dapat digunakan untuk mendukung pengajaran. Kolaborasi antar gereja, organisasi pelayanan, dan guru Sekolah Minggu juga menjadi kunci untuk memastikan anak-anak mendapatkan pemahaman yang benar tentang Paskah. Seperti yang dibagikan dalam sesi ini, banyak gereja dan komunitas yang bekerja sama dalam mengadakan seminar, pelatihan, serta penginjilan anak-anak.

Kesimpulannya, Paskah bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi momen penting untuk membawa anak-anak mengenal kasih Yesus secara pribadi. Guru Sekolah Minggu dan pelayan anak harus memastikan bahwa mereka menyampaikan firman Tuhan dengan benar, bukan hanya sekadar tradisi atau cerita tambahan. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah dasar iman Kristen yang harus diajarkan dengan jelas dan menarik. Dengan membaca Alkitab secara langsung, menggunakan teknologi secara bijak, serta berkolaborasi dengan gereja dan komunitas pelayanan lainnya, kita bisa memastikan bahwa anak-anak tidak hanya mengenal Paskah, tetapi juga mengalami kuasa kebangkitan Kristus dalam hidup mereka. Ini adalah tanggung jawab besar, tetapi juga merupakan kesempatan luar biasa untuk membangun generasi yang cinta Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya. Maukah kita mengambil bagian dalam membawa anak-anak kembali kepada firman Tuhan?

Renungan Paskah untuk Anak Sekolah Minggu

Judul: "Yesus Mati dan Bangkit untuk Kita"

📖 Ayat Bacaan:"Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci." (1 Korintus 15:3-4)

Isi Renungan

Adik-adik, pernahkah kalian merasa bersalah setelah melakukan kesalahan, seperti berbohong atau tidak menaati orang tua? Itu disebut dosa, dan dosa membuat hati kita jauh dari Tuhan. Firman Tuhan berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23). Dosa membuat manusia tidak bisa dekat dengan Tuhan. Tetapi Tuhan sangat mengasihi kita! Karena kasih-Nya yang besar, Ia mengutus Yesus Kristus untuk datang ke dunia dan menyelamatkan kita. Yesus tidak pernah berbuat dosa, tetapi Ia rela mati di kayu salib untuk menerima hukuman yang seharusnya kita tanggung. Kematian Yesus bukanlah kekalahan, melainkan sebuah kemenangan. Seperti dalam Yesaya 53:5, "Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh."

Tetapi kisah Yesus tidak berakhir di kubur! Tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus bangkit dari antara orang mati! Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia lebih kuat dari dosa dan maut. Matius 28:6 berkata, "Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya." Kemenangan Yesus atas kematian memberi kita harapan. Kita tidak perlu takut karena Yesus hidup dan selalu bersama kita. Jika kita percaya kepada-Nya, kita akan menerima pengampunan dan hidup kekal bersama Tuhan di surga. Itu sebabnya Paskah adalah perayaan penuh sukacita! Tuhan ingin setiap anak mengenal-Nya dan percaya bahwa hanya Yesus satu-satunya Juru Selamat. Apakah adik-adik sudah percaya kepada-Nya?

Aplikasi Praktis

✅ Percaya kepada Yesus bahwa hanya Dia satu-satunya Juru Selamat yang dapat menghapus dosa.
✅ Berdoa dan membaca Alkitab setiap hari agar lebih mengenal kasih Tuhan dan rencana-Nya bagi hidup kita.
✅ Menceritakan kisah Paskah kepada teman-teman agar mereka juga bisa mengenal Yesus.
✅ Meneladani Yesus dengan menunjukkan kasih dan kebaikan kepada orang lain, seperti membantu teman yang kesulitan dan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita.

Doa Penutup

"Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mati dan bangkit untuk menyelamatkanku. Aku percaya kepada-Mu dan ingin hidup setia kepada-Mu. Tolong aku agar selalu mengingat kasih-Mu dan membagikan kabar baik ini kepada teman-temanku. Bimbing aku supaya aku selalu berbuat baik dan hidup sesuai dengan firman-Mu. Dalam nama Yesus, aku berdoa. Amin."